Sabtu, 07 Mei 2016

Nikmati Saja Prosesnya ^^

"Mengapa membaca novelnya di loncat dek, itu baru halaman 135, taunya loncat ke 222 saja, hem?" 
"Aku kesal, yasudah daripada baper mending aku loncati saja halamannya"
"Tapi kan kamu tidak tau cerita seutuhnya?"
"Ah biar saja, lagian aku gak suka pas Keenan malah punya cewek di Bali ka"
"De, kalo kamu mau protes, protes saja sama Dee Lestari, bukankah di yang pegang alurnya? Bukannya dia yang pegang kuasa atas semua tokoh di dalam novelnya? Bilang saja, kalau saja Keenan bisa tegas sedari dulu, mungkin Kugy gak akan pacaran sama yang lain terlebih dahulu, gitu aja susah"
"Hmmm .. Kog, jadi kakak yang kesel? "
"Yaiyalah, kamu tuh apapun itu harus dinikmati prosesnya, jangan asal mau tinggal enaknya saja. Kamu mungkin sudah sangat khatam kan dengan kalimat 'proses tidak akan mengkhianati hasil?' Nah, begitupun dengan prosesmu membaca novel Perahu Kertas ini, jika kau membacanya main loncat saja, mana mungkin kamu bisa menangkap pesan yang ada didalamnya"
"Mmm, lho kakak kog jadi so' bijak gitu? Belajar darimana?" (aku bertanya nyinyir)
"Dari sakit hati!" (kesal).
"Hahhaa.. Oohhhh, okay"

Itu sebagian percakapanku dengan kakak kelasku dulu. Haha lucu memang, tapi apa yang dia katakan itu benar.
Jika dalam hidup ini kita hanya mau tinggal enaknya saja, maka sebenarnya tidak pernah ada kepuasan yang kita dapatkan dalam hidup. Bukankah hasil dari sebuah perjuangan itu lebih nikmat dirasakan?

Kadang aku berfikir, mengapa do'a-do'aku tidak dikabulkan Tuhan, tetapi akupun mengerti dengan sebuah proses. Apakah selama ini sudah aku maksimalkan prosesnya untuk meminta apa yang aku ingini? Atau, kalopun prosesnya sudah aku all out-kan bisa jadi Tuhan menundanya? Bukankah ada tiga alasan mengapa doa kita belum/tidak dikabulkan-Nya? 1). Ya, ku beri sekarang. 2). Nanti, aku ingin melihat lagi usahamu. 3). Tidak, akan ku ganti yang lebih baik.

Kadang, akupun berfikir, mengapa skenario Tuhan begitu pelik untukku? Aku banyak membaca novel, artikel, kisah-kisah teladan, kisah-kisah inspiratif yang mengharukan. Hingga aku lenyap terbawa kisahnya. Aku banyak menonton film, film drama Korea, film-film perjuangan, film Komedi, film tragedikomedi, film romantis, hingga aku larut dibuatnya, terbawa suasana sampai kadang merasa bahwa akulah yang sedang melakoni perannya. Dimana sebagai peran yang baik selalu mendapati kebahagiaan di akhir cerita. Tapi, lagi-lagi kenyataan berbeda dari apa yang selama ini aku tonton dan baca, nyatanya kehidupanku tidaklah seperti itu, apa yang aku ingin, banyak yang tak bisa ku dapatkan, apa yang aku cita-citakan, ada saja yang tidak kesampaian. Namun begitu, lagi-lagi aku harus menikamti prosesnya..

Aku harus bersyukur dengan apa yang sudah ku dapatkan, aku harus bersyukur dengan apa yang sudah ku alami selama ini. Bukankah, sutradaraku adalah sutradara yang sesungguhnya? Penulis skenario kehidupanku adalah penulis yang sesungguhnya? Bukankah, pemegang alur hidupku adalah pemegang alur yang sebenarnya? Bukan seperti yang dikisahkan dalam novel Perahu Kertas yang Dee Lestari pegang kendalinya, kemanapun ceritanya sebebas dia berimajinasi saja? Bukan sutradara yang mengharuskan aktor dan aktrisnya memerankan peran sesuai keinginannya?
Ya, Sutradaraku adalah ia Empu-Nya dunia. Lalu, apalagi yang perlu aku risaukan? Bukankah kisahnya ini nyata? Bukannya kisahnya sudah sangat indah? Bukannya ceritanya lebih drama, lebih komedi, dan lebih romantik daripada yang sekadar telah aku baca dan tonton.
Lalu, apalagi yang harus aku keluhkan dalam hidup? Apalagi yang harus aku khawatirkan ketika doa-doaku belum Dia kabulkan? 

Apakah kalian juga pernah merasa dengan apa yang pernah aku rasakan juga?


Jika tidak, bersyukurlah kalian. Setidaknya tidak pernah ada yang kalian ragukan dalam hidup.
Jika iya jawabannya, ayolah! Janganlah lagi kita mengeluhkan semuanya, bukankah akan lebih berkah jika waktu yang kita gunakan untuk mengeluh tersebut digantikan dengan waktu untuk kita bersyukur?
Sekali lagi, jangan pernah mengeluh, jangan pernah bertanya mengapa, tentang kehidupan orang -orang di sekitar kita yang kita rasa lebih bahagia, bisajadi mereka sedang menderita,, siapa yang tau? Marilah kita nikmati prosesnya, jangan pernah ingin meloncat dari satu kisah ke kisah berikutnya. Nikmati saja dengan yang semestinya. 

Jangan mengeluh! Dan jangan lupa bersyukur!

*~~Beo Keller.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar