SOSOK DI BUS MALAM
Libur sekolah telah
tiba, waktunya untuk pulang ke kampung halaman hanya sekedar untuk melepas
lelah dan me-refresh otak sebentar,
selagi ada kesempatan mengapa tidak? Itu fikirku.
Hmmm, jarak dari
tempat perantauan menuju desa kelahiran ku itu memang sedikit jauh, yaaa kurang
lebih memakan waktu sampai dua hari satu malam untuk sampai di tempat tujuan,
hingga persiapan segala sesuatu untuk di perjalanan yang tentuya pasti akan
sangat melelahkan.
“Brmmmm” suara bus di terminal berselimpangan terdengar di telinga,
udara yang masih pagi menjadikan Jakarta masih tampak terasa sunyi. Para
penumpang di segerakan untuk menempati tempat duduk yang telah tersedia di
sebuah bus besar pariwisata jurusan Medan- Sumatera Utara. Dan AKU? Menempati tempat duduk tepat di kiri
belakang tempat pak sopir mengemudi, lebih tepatnya lagi aku duduk di kursi
sebelah kiri dekat jendela, sengaja saja aku pilih kursi itu , selain nyaman
juga jendelanyapun bisa aku gunakan sebagai teropong untuk melihat keindahan
jalan selama aku menyusuri perjalanan nanti.
Disini, di kursi ini
aku duduk hanya sendiri, kendati ‘katanya’ kata kondektur nya sih orang yang asalnya akan menempati kursi di sebelahku tidak jadi
berangkat, ia pun tak memberi tau alasan
nya mengapa, hmm ya sudahlah , tak ku hiraukan semua itu , justru hatiku senang
, karena dengan kosongnya kursi ini , jika lelah nanti aku bisa bersandar dan
tertidur leluasa dengan badan telentang atau berbaring seperti di kasur saja.
Setengah perjalanan
telah aku lewati , dan kini tiba saat nya kami semua penumpang bis ini sedikit
beristirahat, hanya sekedar memberi waktu untuk makan, istirahat , mengisi
bensin dan yang ingin ‘pups’ upsss.
Hehehe. Ketika sebuah bunyi sebagai tanda bahwa waktu istirahat telah selesai ,
semua penghuni bis tadi segera berjejer dan memasuki bis dengan duduk di tempat
duduk yang semula mereka duduki , dan ketika aku hendak menduduki kursi yang ku
anggap ‘sofa’ di rumahku, ternyata oh
ternyata telah duduk seorang gadis cantik nan ayu menduduki kursi tepat di
sebelah aku duduk tadi, ”hmmm siapa
gerangan gadis cantik ini?” celotehku dalam hati. Tapi, tidak ku pasang
muka keheranan, berpura pura ‘cool’ dan
tampak biasa saja, dan tidak lama berdiri tertegun aku pun langsung duduk di
sebelahnya, menoleh perlahan ke arah kanan, dan senyum manis perdana terlempar
darinya untuk ku “argggg” hatiku mulai berasa tak karuan, memberanikan
diri untuk sekedar berjabat tangan dan memberitahukan namaku pun harus dengan
keringat dingin yang entah mengapa tiba tiba basah mengguyur jidatku, “mmm, namaku MUHAMMAD GUMILAR, panggil saja
Gumgil atau Gugum, namamu?” mungkin itu kalimat pertama untuk mengawali
pembicaraan kita di bis ini , dengan tersipu malu iya berkata “aku engga nanya tuh, hehe aku becanda.
Gumgil? Panggilan yang unik, namaku MAYANG WARNA , panggil saja aku Mawar” . Oh
nama yang indah dan berkesan, suaranya ‘ituloh’
bisa bikin aku tertegun ingin selalu mendengar iya berkata, dan tangan halus
seperti selalu luluran tiap hari membuat aku enggan melepas tangan dan jemari
mungilnya.
Percakapan kita
berduapun berlanjut , dengan memperkenalkan diri masing masing , kesukaan
masing masing , dan kebiasaan masing masing mengantarkan kita menjadi tak sadar
dengan waktu dan perjalanan jauh yang telah kita lewati selama bercengkrama ,
dan saking asyiknya dengan topik yang sedang kami bicarakan , hingga aku tak
sadar melepas tawa yang membuat gaduh seisi bis ini , dan ‘uppss’ mereka sontak menoleh kearahku yang tak kuasa menahan tawa
kegirangan karena geli mendengar celetukan dari seseorang di sebelahku , tapi
ahhh apa yang ku hiraukan dengan mereka? Aku senang saja menikmati perjalanan
dan dialog yang tak jua usai. Keasyikan ngobrol , akhirnya lelah itu datang
untukku ,aku tertidur pulas dengan kepala spontan bersandar di pundaknya.
StzzzZZzzttZZtzz . . .
Ini hari masih sangat
pagi , sang fajar pun masih malu malu untuk menampakan diri, seisi bis mulai
segera berhamburan keluar , karena ini persinggahan terakhir tempat yang kami
tuju dua hari yang lalu, aku? Keheranan melihat kursi disebelahku yang sudah
tampak kosong tak berpenghuni seperti malam tadi, tengok kekanan kiri, depan
belakang memang sudah tak ku lihat batang idungnya lagi, hmmm mungkin ia sudah
turun duluan dari tadi. Tapi tetap saja wajah bingung dan menyesal tampak
dirupaku , andai saja tadi aku bisa menanyakan alamat rumahnya, mungkin kapan
kapan bisa aku berjumpa lagi dengan gadis cantik yang mengusik hati di bus
waktu malam tadi, atau hanya sekedar berpamitan saja dan memberi senyum
terakhir untukku , hmmm , dengan langkah kontai aku mulai turun dari bis , dan
alangkah ‘gila’ pagi ini , seisi penumpang bis tadi menoleh
semua karahku dan kulihat seorang diantara mereka mengangkat tangan dan
memiringkan jari telunjuknya tepat di jidat ia sendiri , dan semua tingkah
polah ‘gak jelas’ itu ia tujukan ke
arah ku , apa maksud dari semua ini ? benakku berkata seperti itu. Ketika ku
hampiri seorang kondektur yang sempat ngobrol denganku sewaktu aku naik bis ini
kemarin, dan bertanya “pak , apakah anda
melihat gadis cantik yang semalam duduk disebelahku? Apakah dia turun sebelum
bis ini berhenti?” , dengan geleng geleng kepala ia pun menjawab tanyaku “gadis cantik kepalamu? Semaleman kami heran
melihatmu yang bicara sendiri dan tertawa sendiri , kami fikir kamu sudah gila
nak”
. . .
O’owwwww , ketika
sampai di kampung halaman, nampaknya seisi rumah sedang tidak ada di tempat ,
menurut tetangga yang masih terjaga, keluargaku sedang ‘melayat’ di desa sebrang , “katanya
ada seorang gadis seusiaku yang meninggal pas hendak pulang kekampungnya , iya
meninggal tepat ketika ia akan menaiki mobil bis yang akan melaju menuju Medan,
iya meninggal karena terserempet oleh bis lain di terminal, disini ia lebih
dikenal dengan sebutan MAWAR” kasihan sekali tuturnya menambahkan , “ belum sampai tujuan sudah meninggal
duluan” , tanyaku, “maksudmu iya
meninggal ketika iya masih di Jakarta? Menuju pulang kesini , gitu?” ia
menjawab “oalaaaahhhhh, ya iya lah, masih
belum ngerti juga penjelasan ku tadi” , “emm, emm , makasiihhh” L
LALU? Yang semalam
duduk denganku siapa ? Apa dia MAWAR yang sama?
huzzzzZZsssZZzsss . .
.
keringat dingin lagi
deh L