Selasa, 06 Agustus 2013


SOSOK DI BUS MALAM

Libur sekolah telah tiba, waktunya untuk pulang ke kampung halaman hanya sekedar untuk melepas lelah dan me-refresh otak sebentar, selagi ada kesempatan mengapa tidak? Itu fikirku.
Hmmm, jarak dari tempat perantauan menuju desa kelahiran ku itu memang sedikit jauh, yaaa kurang lebih memakan waktu sampai dua hari satu malam untuk sampai di tempat tujuan, hingga persiapan segala sesuatu untuk di perjalanan yang tentuya pasti akan sangat melelahkan.
Brmmmm” suara bus di terminal berselimpangan terdengar di telinga, udara yang masih pagi menjadikan Jakarta masih tampak terasa sunyi. Para penumpang di segerakan untuk menempati tempat duduk yang telah tersedia di sebuah bus besar pariwisata jurusan Medan- Sumatera Utara.  Dan AKU? Menempati tempat duduk tepat di kiri belakang tempat pak sopir mengemudi, lebih tepatnya lagi aku duduk di kursi sebelah kiri dekat jendela, sengaja saja aku pilih kursi itu , selain nyaman juga jendelanyapun bisa aku gunakan sebagai teropong untuk melihat keindahan jalan selama aku menyusuri perjalanan nanti.
Disini, di kursi ini aku duduk hanya sendiri, kendati ‘katanya’  kata kondektur nya sih orang yang asalnya akan menempati kursi di sebelahku tidak jadi berangkat, ia pun tak memberi  tau alasan nya mengapa, hmm ya sudahlah , tak ku hiraukan semua itu , justru hatiku senang , karena dengan kosongnya kursi ini , jika lelah nanti aku bisa bersandar dan tertidur leluasa dengan badan telentang atau berbaring seperti di kasur saja.
Setengah perjalanan telah aku lewati , dan kini tiba saat nya kami semua penumpang bis ini sedikit beristirahat, hanya sekedar memberi waktu untuk makan, istirahat , mengisi bensin dan yang ingin ‘pups’ upsss. Hehehe. Ketika sebuah bunyi sebagai tanda bahwa waktu istirahat telah selesai , semua penghuni bis tadi segera berjejer dan memasuki bis dengan duduk di tempat duduk yang semula mereka duduki , dan ketika aku hendak menduduki kursi yang ku anggap ‘sofa’ di rumahku, ternyata oh ternyata telah duduk seorang gadis cantik nan ayu menduduki kursi tepat di sebelah aku duduk tadi, ”hmmm siapa gerangan gadis cantik ini?” celotehku dalam hati. Tapi, tidak ku pasang muka keheranan, berpura pura ‘cool’ dan tampak biasa saja, dan tidak lama berdiri tertegun aku pun langsung duduk di sebelahnya, menoleh perlahan ke arah kanan, dan senyum manis perdana terlempar darinya untuk ku “argggg”  hatiku mulai berasa tak karuan, memberanikan diri untuk sekedar berjabat tangan dan memberitahukan namaku pun harus dengan keringat dingin yang entah mengapa tiba tiba basah mengguyur jidatku, “mmm, namaku MUHAMMAD GUMILAR, panggil saja Gumgil atau Gugum, namamu?” mungkin itu kalimat pertama untuk mengawali pembicaraan kita di bis ini , dengan tersipu malu iya berkata “aku engga nanya tuh, hehe aku becanda. Gumgil? Panggilan yang unik, namaku MAYANG WARNA , panggil saja aku Mawar” . Oh nama yang indah dan berkesan, suaranya ‘ituloh’ bisa bikin aku tertegun ingin selalu mendengar iya berkata, dan tangan halus seperti selalu luluran tiap hari membuat aku enggan melepas tangan dan jemari mungilnya.
Percakapan kita berduapun berlanjut , dengan memperkenalkan diri masing masing , kesukaan masing masing , dan kebiasaan masing masing mengantarkan kita menjadi tak sadar dengan waktu dan perjalanan jauh yang telah kita lewati selama bercengkrama , dan saking asyiknya dengan topik yang sedang kami bicarakan , hingga aku tak sadar melepas tawa yang membuat gaduh seisi bis ini , dan ‘uppss’ mereka sontak menoleh kearahku yang tak kuasa menahan tawa kegirangan karena geli mendengar celetukan dari seseorang di sebelahku , tapi ahhh apa yang ku hiraukan dengan mereka? Aku senang saja menikmati perjalanan dan dialog yang tak jua usai. Keasyikan ngobrol , akhirnya lelah itu datang untukku ,aku tertidur pulas dengan kepala spontan bersandar di pundaknya. StzzzZZzzttZZtzz . . .
Ini hari masih sangat pagi , sang fajar pun masih malu malu untuk menampakan diri, seisi bis mulai segera berhamburan keluar , karena ini persinggahan terakhir tempat yang kami tuju dua hari yang lalu, aku? Keheranan melihat kursi disebelahku yang sudah tampak kosong tak berpenghuni seperti malam tadi, tengok kekanan kiri, depan belakang memang sudah tak ku lihat batang idungnya lagi, hmmm mungkin ia sudah turun duluan dari tadi. Tapi tetap saja wajah bingung dan menyesal tampak dirupaku , andai saja tadi aku bisa menanyakan alamat rumahnya, mungkin kapan kapan bisa aku berjumpa lagi dengan gadis cantik yang mengusik hati di bus waktu malam tadi, atau hanya sekedar berpamitan saja dan memberi senyum terakhir untukku , hmmm , dengan langkah kontai aku mulai turun dari bis , dan alangkah ‘gila’  pagi ini , seisi penumpang bis tadi menoleh semua karahku dan kulihat seorang diantara mereka mengangkat tangan dan memiringkan jari telunjuknya tepat di jidat ia sendiri , dan semua tingkah polah ‘gak jelas’ itu ia tujukan ke arah ku , apa maksud dari semua ini ? benakku berkata seperti itu. Ketika ku hampiri seorang kondektur yang sempat ngobrol denganku sewaktu aku naik bis ini kemarin, dan bertanya “pak , apakah anda melihat gadis cantik yang semalam duduk disebelahku? Apakah dia turun sebelum bis ini berhenti?” , dengan geleng geleng kepala ia pun menjawab tanyaku “gadis cantik kepalamu? Semaleman kami heran melihatmu yang bicara sendiri dan tertawa sendiri , kami fikir kamu sudah gila nak”
 . . .
O’owwwww , ketika sampai di kampung halaman, nampaknya seisi rumah sedang tidak ada di tempat , menurut tetangga yang masih terjaga, keluargaku sedang ‘melayat’ di desa sebrang , “katanya ada seorang gadis seusiaku yang meninggal pas hendak pulang kekampungnya , iya meninggal tepat ketika ia akan menaiki mobil bis yang akan melaju menuju Medan, iya meninggal karena terserempet oleh bis lain di terminal, disini ia lebih dikenal dengan sebutan MAWAR” kasihan sekali tuturnya menambahkan , “ belum sampai tujuan sudah meninggal duluan” , tanyaku, “maksudmu iya meninggal ketika iya masih di Jakarta? Menuju pulang kesini , gitu?” ia menjawab “oalaaaahhhhh, ya iya lah, masih belum ngerti juga penjelasan ku tadi” , “emm, emm , makasiihhh” L

LALU? Yang semalam duduk denganku siapa ? Apa dia MAWAR yang sama?
huzzzzZZsssZZzsss . . .
keringat dingin lagi deh L

1 komentar: