Selasa, 06 Agustus 2013


POHON PERSAHABATAN

Musim liburan telah berlalu , seperti biasa hariku selalu sendiri dan hanya ditemani bibi, pengasuhku sejak dahulu dan pak sopir yang selalu setia mengantarku kemana saja , kendati papa-mama selalu sibuk keluar kota bekerja dengan  urusan mereka masing masing , sekalipun hari minggu , aku tetap sendiri .
Hari minggu , hari ini aku jalan jalan ke kebun pinus milik kakek. Hmmm , dingin sekali udara disini . Sejenak aku melamun berandai andai aku mempunyai teman, mungkin tidak akan sesepi hari sekarang , bisa bermain, bersenda gurau. Tidak seperti sekarang , setiap hari selalu yang ku temui wajah wajah penuh pengabdian , dan kakek , wajah yang selalu memberi nasehat jangan sampai aku nakal.
Hari mulai senja, kendati langit seperti ingin menumpahkan segera air hujan nya , ketika aku hendak bergegas berjalan menuju rumah kakek , ternyata kedapatan sesosok dewi cantik seusiaku sedang bersandar dibawah salah satu pohon pinus, aku mendekatinya kemudian dia segera tersadar keberadaaku yang hendak mendekatinya , senyum manis itu iya lontarkan ke rupaku yang asalnya sangat ketakutan karena telah lancang mendekatinya , dan perlahan pipikupun merekah membalas kempot lesung pipitnya.
Hari minggu, tanggal 3 bulan juni 2009, dibawah pohon pinus aku kedapatan mempunyai teman yang seusiaku, dibawah pohon ini kita saling berkenalan, aku sembari mengulurkan tangan dengan rasa penuh penasaran berkata “BIAN” , dan iyapun membalas dengan penuh suara sayup “NANA” .  Hari sudah hampir gelap , aku teringat segera harus pulang , setelah sebentar bercengkrama , akhirnya akupun pamit untuk segera bergegas meninggalkan dia , dan iyapun berkata , iya akupun demikian , aku harus segera pulang juga.
Semenjak saat itu , persahabatan pun mulai terjalin , hari hariku yang selalu sendiri ‘kecuali bibi dan pak sopir’ menjadi lebih berwarna setelah perjumpaan sekali di pohon pinus itu. J * setahun berlalu.
Pagi, 03 Juni 2010, aku teringat akan kejadian setahun lalu, hmmm berharap “NANA”, aku bisa berjumpa lagi disana, segera kakiku kontai menyusuri kebun pinus lagi , dan mengingat ngingat pohon ketika pertama kali kita bertemu , dan ya . . . ini pohon itu , saksi bisu pertama kita bertemu . hmmm.
‘Nana’ gerutuku dalam hati , kok bisa dia ada sebeluam aku duluan sampai di pohon ini? Dengan hati penuh keheranan. Seperti biasa, ketika pertama jumpa lesung pipitnya langsung terbentuk spontan untukku, ” ‘Bian’ ternyata perasaan kita sama , kamu ingat tanggal sekarang kan ?” tanyanya. “Hmmm , i iya, aku ingat tanggal ini , setahun yang lalu kita pernah ketemu disini , tepat dibawah pohon ini” . “Tepat, tepat sekali” iya menyambar ucapanku.
Percakapan dimulai dari pertanyaan pertanyaan konyol kemudian disusul dengan pertanyaan yang sedikit menjalur kepada serious, dan terakhir ketika aku hendak bertanya rumah dia dimana, Nana batuk sambil menundukan kepala dan membungkam mulut yang sedang batuk dengan saputangan putih miliknya , ketika dia mulai mengangkat kepala , aku terkejut, “NANA, kamu kenapa na?, kok kamu batuk sampai muntah darah , kamu sakit” tanyaku penuh cemas. “emh, emmmh, engga aku gak kenapa kenapa” seolah enggan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. “tanyaku lagi “tapi itu berdarah?” segera ia menengok jam tangan di tangan  kanan nya , “Bian , sebelum hari mulai sore, gimana kalo kita tulis nama masing masing oleh masing masing dibatang pohon pinus ini , supaya jika nanti aku atau kamu kangen, tanpa harus menunggu setahun dulu , kita bisa langsung aja cerita ke pohon pinus ini? Aku nulis nama kamu , begitupun sebaliknya, gimanaaa?” dengan penuh rasa sedikit kecewa karena tanyaku tadi tidak iya jawab , segera aku mengiyakan usulannya “Iya”. “Bian, aku harus pulang” sambil berlari pergi mulai jauh dari ku.
Sambil melamun aku sedikit heran dengan usulan NANA, ketika sedang asyik bercakap dia batuk dan muntah darah, usulan membuat nama dipohon pinus, tapi dia malah pergi. Hmmm aneh aneh aja , Nana , Nana.
Matahari mulai malu menampakan diri , aku harus segera bergegas pulang. Tetapi sebelum pulang, aku harus menulis nama “NANA” terlebih dahulu di pohon pinus ini. Lalu, kapan dia akan menulis namaku di pohon ini, gerutuku dalam hati. Tapi aaahh, pusing pusing aku mikirin hal ini. Ya sudahlah , aku pulang saja.
Sesampai dirumah , keeekkk, kakeeeekk . . .
Cepat cepat aku bercerita dan bertanya kepada kakek siapa Nana sebenarnya , dan kakek berkata “Dia adalah tetangga kakek disini, emangnya kenapa cu? Cucu kakek kesengsem toh sama dewi cantik itu?” sambil tersenyaum kakek bertanya konyol kepadaku . “ah kakek apaan sih , ya enggalah , dia hanya sahabatku, yang aku temui satu tahun yang lalu”
Hari hari selalu seperti biasanya . susah untuk bertemu dengan NANA ketika rasa hendak ingin bertemu, sekalipun hanya sebentar , aku heran dibuatnya, masa setiap kali ingin bertemu, hanya dipohon pinus, dan itupun harus menunggu satu tahun sekali, ahh ini persahabatan gila bagiku.
Pagi, 02 juni 2011, lama rasanya menunggu hari esok, ingin rasanya cepat berjumpa dengan dewi cantik itu yang satu tahun lalu aku berjumpa dengannya. Eh eh tiba tiba, “brumm-bruummmm” kakek ku ternyata sedang memanasi mobilnya, “kek, mau kemana? Kok pagi pagi sudah rapi saja bergegas pergi” , “kakek mau kerumah sakit cu, nengok tetangga yang sedang sakit keras” jawabnya, “siapa? Boleh aku ikut dengan kakek menengoknya” tanyaku lagi, “tidak, kamu dirumah saja, jika ada sesuatu kakek kabari nanti” pungkasnya . Ya ya ya, rupanya kakek tidak berkenan jika aku ikut dengan nya. Sendiri, menunggu hari mulai menjelang sore diisi dengan kegiatanku bermain bola dengan pak sopir, sedangkan bibi aku jadikan sebagai penjaga gawang. Hahaha rame rasanya bermain dengan mereka, hangat suasana dengan mereka ketika kuajak bermain bersama. Hmmm , lelah, hari telah sore, “tiddd-tiddd” kakek datang dengan wajah kurang menyenangkan, “kek, sudah pulang, kenapa kok wajah kakek ditekuk begitu? Langsung kedatangannya aku sambar dengan pertanyaan. “sudah cu, hmm ti tidak,kakek tidak kenapa kenapa” , “Loh, kok baju kakek kotor sekali, kakek sebenarnya dari mana, dari rumah sakit atauuuu dari kebun pinus?” , “kakek memang sudah dari rumah sakit , namun sepulang dari sana kakek langsung ke kebun, tetangga kakek yang kakek jenguk tadi memaksa kakek minta diantar kekebun, katanya ada suatu hal yang penting yang harus dia tulis disana” kakek menjelaskan, “hemh? Orang sakit kok minta diantar kekebun? Mau nulis? Ih aneh aneh saja orang itu, memangnya dia siapa? Kerabat kakek? Cieeee, atau pacar kakek ya” tanyaku lagi penuh keheranan dan sedikit bergurau , tapi dengan wajah sedih kakek segera kekamar. Dengan sedikit rasa heran aku bertanya tanya, “sebenarnya siapa yang kakek antar kekebun dengan keadaan sakit, dan apa yang sebenarnya mau ia tulis dikebun” emh, orang aneh , celetuk ku.
Pagi, 03 juni 2011, wuhuuuuuu, dengan suasana yang segar dan badan yang sudah rapi, gooo langsung pergi ke kebun, dan menuju salah satu pohon pinus disana . Dengan kegirangan ingin segera jumpa dengan karib lama, yang sudah lama tak jumpa “Naaaaaa, nanaaa, aku dataaangg” aku memanggil manggil namanya sembari penuh harap dia menjawab panggilanku, “Naaa, Nanaaaa, kamu diamaaa? Aku disini” hmmm, dengan suara parau yang mulai lelah aku sendiri bersandar dibawah pohon pinus, hmmm “Nana kemana, biasanya sebelum aku, dia selalu duluan sampai dipohon ini, sekarang kan tanggal 03, apa dia lupa, atauuu sengaja tidak mau lagi bertemu denganku? Ahhhhhhhhh lama rasanya menunggu kamu datang Na” seperti orang bego saja aku berkata kata sendiri. Hmmm, aku lelah setelah menunggu lama akhirnya Nana tidak juga kunjung datang, dari tadi aku tidak merasa tanda tanda kehadirannya, “sebenarnya Nana kemana sih?” . Sunset indah mulai tenggelam ditelan malam , Nana yang kutunggu tak jua kunjung datang, haaahhhh kesal rasanya. “Bian, Biannnn” suara yang kutunggu mulai terdengar,  tapi ah aku diamkan saja, toh yang manggil juga bukan Nana, tapi kakek. “Biaaan, cucu Kakeek , dimana kamu nak? Sudah malam , pulaaangg, mainya besok Lagi saja” kakek berkata seperti itu . “aku disini” , dengan raut rupa yang sedih kakek langsung menghampiriku dan berkata “sedang apa kamu cu disini? ini sudah larut malam loh, yuk pulang!” .
“tidak mau, aku sedang menunggu Nana, dewi cantik yang pernah kuceritakan setahun yang lalu pada kakek, dulu, biasanya setahun sekali setiap tanggal ini kita jumpa dikebun ini , dibawah pohon pinus ini kek” dengan kesal aku bertutur kata, dan aku menambahkan lagi argumenku “Nih (langsung heran), loh kok namaku sudah tertulis bagus dibatang pohon ini” kegirangan aku langsung menoleh pada kakek dan berfikir kalo Nana tadi ada disini sebelum aku tiba , tapi kok kakek menangis ya “kekk, kakeekk, kakek kenapa?” tanyaku dengan buru buru dan penuh sejuta rasa penasaran, sebelum kakek menjawab, aku bertanya beribu ribu kali dengan tanya yang sama , namun kakek tetap saja menangis terisak malah semakin sedih memilukan, “ka, kakek akan bercerita, tetapi kamu janji tidak akan menangis ya cu? Karena teriris hati ini jika harus melihatmu menangis kehilangan” jawabnya sambil terisak, “kehilangan? Maksud kakek apa? Jelaskan padaku segera, jangan berbelit belit kek, ada apa ini sebenarnya , katakan kek ! katakan! “ penuh penasaran dan dengan hati yang gundah gulana ingin segera mendapat penjelasan darinya  “Na, . . .” belum sempat iya berkata , kalimatnya segera aku potong “Na, na , na , Nana kenapa kek? Ada apa dengan Nana?” , “Nana , Nana sudah meninggal” sambil tak kuasa menahan tangis, “kemarin kakek menjenguk tetangga itu ke rumah sakit melainkan menjenguk Nana, dia mengidap kanker hati, dan sebelum dia pergi , dia memaksa kakek untuk mengantarnya ke kebun pinus ini , dan menunjuk pohon ini untuk dia menulis sebuah nama , yang tak lain adalah nama kamu , Bian” . . .

Isak tangis tak tertahan lagi , di kebun ini , dibawah pohon pinus ini , kutulis namanya , dan dia tulis namaku, persahabatan indah berlangsung selama tiga tahun, yang hanya diwarnai dengan duakali berjumpa dan satu kali bercengkrama , ini persahabatanku yang aku namakan ‘gila’ lebih dari gila bisa juga , NANA dan BIAN J

1 komentar: