Rabu, 15 Juni 2016

Maha Karya Lukisan Tuhan di daerahku ^^

Kampung Cigaru, Tipar 01.
Kampung itu tampak indah ketika buminya tersiram cahaya rembulan. Dedaunan yamg tumbuh tampak keperakan, disapa cahaya lembutnya. Menjelang maghrib, keramaian mulai ditunjukan sering pekik nyaring anak anak yang berlomba hendak ke masjid untuk mengaji. Begitu selesai adzan, suasanapun senyap. Beberapa menit kemudian, suara anak anak mengaji mulai membahana di telinga.

Malam melenggang, sang fajar mulai menampakan diri.
Pagi tu, langit sangat cerah. Tak ada awan sedikitpun. Dengan lincah, motor merah meluncur manis dari arah bawah menuju perkebuanan teh Bojong Asih. Suasana semakin nyaman ketika melewati hamparan perkebunan teh disepanjang jalan.

Matahari mulai menerikan sinarnya, walau baru setinggi dada. Tapi. Para pengais rezeki, pemetik teh sudah biasa. Tanan-tangan lincah mereka terus memetik daun teh. Setelah sejumput, dilemparkan seenaknya saja kedalam keranjang besar yang digendong dipunggungnya. Jalan berliku yang diapit pematag kebun teh tampak berbukit-bukit, tak henti dilalui motor merah itu.

Sesekali,  motor merah itu menyalip kendaraan yang ada didepannya, yang lambat berjalan. Atau mengekor di belakang truk besar pengangkut teh hasil dipetik tadi. Hanya dalam waktu 45menit saja, sampailah motor itu disebuah danau diperkebunan Bojong Asih.

Keindahan danau itu tidak diragukan lagi oleh mereka yang berkesempatan mengunjunginya.
Pun demikian olehku, yang sedari kecil sudah berada di disini. Tempat wisata alami itu memberikan kesejukan untuk seluruh pasang mata yang melihatnya. Ditambah lagi dengan suhu udara pegunungan yang membuat betah berlama-lama berada disini.

Lindungan pohon pinus yang tumbuh disekitar danau itu menjadi tempat para pengunjung bersanati. Menggelar tikar sambil menikmati makanan yang dibekal dari rumah. Atau hanya sekedar bermain gitar dan bernyanyi bersama teman-teman.
Bagi yang tidak takut kedalaman, pasti akan nyebur dengan peralatan pelampung dari ban bekas seadanya.

Dri jauh, air danau berwarna biru langit yah jernih, tapi dari dekat, ternyata hijau lumut. Dimusim hujan, air danau bisa meluap hingga kedalaman 15m, karena tak jarang pemukiman sekitar selalu erkena banjir. Tetapi kalau dimusim kemarau, air danau hanya sekitar 5m saja.

Jika diperhatikan dengan seksama, pemandangan danau yag terbagi menjadi dua menyerupai letter U ini sungguh menyeramkan. Karena konon katanya memang termasuk danau purba di dasarmya yng berlumpur serap. Ada reruntuhan sebuah kerajaan, diyakini kerajaan kecil bawahan Pajajaran terletak di lambung danau.

Sayang, sampai detik ini sama sekali tidak ada kelanjutan dari berita janggal tersebut. Mungkin, cerita mistis itu hanya sebagai sensasi saja sebagai magnet dan untuk memuluskan cerita dan daya tarik pengunjug saja. Memang, adanya hal dan cerita mistis seperti itu, sempat menjadi kontroversi sunyi, tapi semua itu hanya isapan jempol semata.

Namun inilah daerahku, aku bangga bisa menyaksikan lukisan Tuhan yang begitu menakjubkan.
Terimakasih Tuhan , Engkau izinkan aku menikmati, menapaki indahnya ciptaan-Mu yang sungguh luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar